Peluang dan tantangan pendidikan Islam


Peluang Pendidikan Islam
Sebenarnya pendidikan islam mempunyai banyak bentuk peluang hal ini dikarenakan oleh berbagai macam faktor. Pertama yakni dari segi tujuan, menurut imam Al-Ghozali, tujuan pendidikan islam mepunyai dua hal. Pertama, mengantarkan kesempurnaan manusia yang berujung pada taqarub ilallah. Keduamengantarkan manusia untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akherat. Faktor yang kedua yakni dari segi fungsi, setidaknya pendidikan islam memiliki tiga fungsi yakni
  1. Menumbuhkembangkan (kapasitasfisik dan psikis) peserta didik ketingkat normative yang lebih baik.
  2. Melestarikan ajaran islam yang meliputi ibadah, muamalah, munakahah, dan jinayah.
  3. Melestarikan kebudayaan dan peradaban.
Selain dari apa yang telah tersebut di atas, sebenarnya pendidikan islam mempunyai peluang yang sangat luas. Di zaman yang seperti sekarang ini. Sebut saja (era globalisasi) dan apabila kita lihat lebih dekat globalosasi ialah suatu keadaan yang ditandai oleh adanya penyatuan politik, ekonomi, social, ilmu pengetahuan, teknologi dan lain sebagainya. Bagi umat islam era globalisasi sendiri ialah suaatu hal yang biasa, karena pada zaman klasik (abad ke-6 s.d. 13M) umat islam telah memulai membangun hubangan-hubungan komonikasi, peradaban dan ilmu pengetahuan dengan Negara-negara lain. 


Tinggal bagaimana kita dalam menentukan sikap sebagai generasi penerus atau sebagai pewaris, agar pendidikan islam mendapat peluang yang nantinya dapat diterima oleh umat manusia dan perkembangannya. Setelah apa yang telah dipaparkan di atas, pendidikan mempunyai berbagai macam peluang dikarenakan masyarakat pada masa ini mulai muncul kesadaran akan pentingnya sebuah pendidikan yang dapat menyelamatkan dirinya dalam proses kehidupan didunia dan akherat pada nantinya. Serta munculnya berbagai macam tuntutan dari lapisan masyarakat akan pentingnya untuk melestarikan kebudayaan. Bila kita kaji dari tujuan, fungsi serta pengalaman yang cukup lama dalam penidikan islam. Kiranya pendidikan islam adalah satu-satunya yang akan dapat lebih bias diterima. Karena hal tersebut ialah yang sekarang dibutuhkan oleh masyarakat. Seharusnya kita dapat masuk dalam ruangan tersebut, sehingga pendidikan islam dapat berkembang dan pendapatkan respon yang baik dari masyarakat. Namun dalam proses yang seperti itu selalu ada saja penyelewengan dan ketidaktahuan arti sesungguhnya sehingga yang awalnya ialah sebuah peluang akan dapat berubah menjadi sebuah ancaman atau semacam tantangan pendidikan islam

Tantangan Pendidikan Islam
Dewasa ini tantangan pendidikan islam amat jauh berbeda dengan pada zaman dahulu, baik secara internal maupun eksternal. Tantangan pada zaman dahulu masih sangat berat, namun secara psikologis dan idiologis lebih mudah untuk diatasi, hal ini disebabkan oleh dua faktor pertama, masa kehidupan mereka lebih dekat dengan sumber ajaran islam yakni Al-Quran dan Assunah. Kedua, umat islam pada masa itu masih sangat segar serta mempunyai kesemangatan yang sangat tinggi terutama dalam bidang militansi yang bersifat untuk memajukan. Dikarenakan mereka mengenal islam dan pendidikan islam bukan karena faktor keturunan. Sedangkan secara eksternal uma islam belum mengalami tantangan yang sangat serius, dikarenakan pada masa itu keadaan Negara-negara lain (eropa dan barat) masih belum bangkit dan maju seperti pada saat sekarangi. Pendidikan islam di masa sekarang mempunyai beberapa macam tantangan, diantaranya yakni pertarungan untuk menghadapi berbagai macam idiologi besar dunia. 


Di era globalisasi saat ini, keadaan dunia ditandai oleh empat kecenderungan. Dan hal ini juga telah menjadi sebuah ancaman atau semacam tantangan bagi pendidikan islam. Pertama, kecenderunagn integrasi. Singkatnya yakni pendidikan hanya di jadikan alat pengumpul uang. Kedua, kecenderungan pengaruh teknologi tinggi (high technologie) hal ini menyebabkan turunya akhlak peserta didik kepada seorang guru atau pengajar dan menyebabkan biaya pendidikan formal semangkin mahal. Secara tidak langsung orang miskin dilarang untuk sekolah. Ketiga, kecenderungan interpedensi (saling tergantungan) hal ini berimbas kepada kalangan pengguna lulusan. Nilai atau setandar kelulusan dijadikan sebagai patokan utama. Keempat, kecenderungan muculnya penjajah baru dalam bidang kebudayaan (new colinatatian in culture) yang mengakibatkan terjadinya pola pikir (mindset) masyarakat pengguna pendidikan formal, yaitu dari yang semula mereka belajar dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan intelektual, moral fiisik, dan psikinya berubah menjadi belajar untuk mendapatkan pekerjaan dan penghasilan yang besar.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel