Point penting di Seminar Nasional Pemanfaatan TIK Untuk Pendidikan 4.0

Kegiatan seminar Nasional
Rabu 5 September 2018 Seminar Nasional Pemanfaatan Teknologi Informasi Untuk Pendidikan 4.0 dan kegiatan Kuis Kihajar resmi dibuka. Acara yang diselenggrakan di Balai Pengembangan Teknologi Informasi Komunikasi Pendidikan Jawa Tengah itu dihadiri oleh Drs. Gatot Bambang Hastowo, M.Pd Sebagai Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah, Gogot Suharwoto, Ph.D sebagai Kepala Pusan Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan, dan yang tidak kalah pentingnya yakni narasumber yang sudah puluhan tahun bergelut di bidang teknologi komputer beliau adalah Michael S. Sunggiardi. Kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah. Dalam sambutanya beliau bercerita pengalamannya selama di Amerika tentang kemudahan sistem parkir online, kemajuan teknologi benar-benar mempermudah pekerjaan manusia namun dampaknya ialah menurunnya jumlah pekerja, sebab pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh manusia mulai bergeser dilakukan oleh teknologi.

Selanjutnya adalah sesi diskusi seputar teknologi dibidang pendidikan. Michael S. Sunggiardi sebagai narasumber dengan sangat jelas satu persatu menerangkan era teknologi yang dimulai dari masa baby bomers hingga ke era zaman milinial saat ini, ada beberapa point penting yang beliau sampaikan, diantaranya ialah.

Pertama, edukasi 1.0 pendidikan berbasis mengajar dan menghafal. Sudah dilakukan sejak zaman kolonial Belanda, dan hasilnya generasi baby boombers dan generation X yang sekarang berada di panggung tertinggi pemerintahan Indonesia ataupun swasta. Kedua, edukasi 2.0 pendidikan pemanfaatan internet. Sudah dilakukan secara persial sejak awal tahun 2000, yaitu dengan pembangunan labolatorium dan jaringan komputer, dengan SMK sebagai penggeraknya, sampai akhirnya menjadi JADIKNAS dan dihentikan programnya, untuk kemudian diserahkan ke masing-masing wilayah. Ketiga, edukasi 3.0 pendidikan berbasis pengetahuan. Sudah dijalankan juga sejak tahun 2010 dengan model menyediakan repositori konten e-pendidikan untuk dapat digunakan oleh semua anak-anak. Pustekom sudah membangun rumah belajar yang berisi konten e-pendidikan sekaligus membuat program capacity building seperti KIHAJAR untuk meningkatkan pemanfaatan TIK di sekolah. Keempat, edukasi 4.0 tidak berfokus pada apa yang diajarkan tetapi melakukan pendekatan bernuansa cara mengajarkannya, sehingga dapat mengembangkan dan meningkatkan pendidikan individual yang akan terus mendefinisikan cara anak-anak masa depan kerja dan hidup. Harus disepakati dahulu bahwa mengikuti target dan tujuan edukasi 4.0 (pendidikan berbasis inovasi) sebetulnya sulit, karena pendidikan Indonesia masih berada diantara edukasi 2.0 dan edukasi 3.0 makannya kita butuh alat bantu untuk menuju program kerja edukasi 4.0.

Selain itu pada kesempatan seminar kali ini beliau Michael S. Sunggiardi juga pengajarkan sekaligus mempraktekan kepada peserta seminar yang berlangsung dari jam 08.00 wib hingga 15.00 wib tetang tata cara membuat pemanfaatan animasi sebagai media pembelajaran yang menyenangkan untuk anak-anak.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel